Makalah Kimia Cara pengaturan dan Penyimpanan Zat Kimia Reaktif


MAKALAH KIMIA
CARA PENGATURAN DAN PENYIMPANAN
ZAT KIMIA REAKTIF




Disusun Oleh :
YUAN IVANI RUMENGAN
XI IPA 2
SMAN 1 TANA TORAJA
2016/2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang cara pengaturan dan penyimpanan zat Kimia reaktif tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat dibutuhkan sebagai pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
                    
Makale, Tana Toraja, 19 Oktober 2017
Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………….2

BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………………………3
1.     Latar Belakang……………………………………………………………………………3
2.     Tujuan……………………………………………………………………………………….3

BAB 2 Pembahasan…………………………………………………………………………….4
            Penyimpanan zat kimia……………………………………………………………….4
1.     Bahan Beracun…………………………………………………………………………4
2.     Bahan Korosif………………………………………………………………………….4
3.     Bahan Mudah terbakar……………………………………………………………..5
4.     Bahan Mudah Meledak………………………………………………………………5
5.     Bahan Oksidator……………………………………………………………………….6
6.     Bahan reaktif Terhadap Air……………………………………………………….6
7.     Bahan Reaktif terhadap Asam……………………………………………………6
8.     Gas Bertekanan…………………………………………………………………………7
Cara Penyimpanan Secara Umum…………………………………………………………..7
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………14










BAB 1
PENDAHULUAN
   1.    Latar Belakang
Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang penget ntuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya. Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.

   2.    Tujuan
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan bahan praktikum kimia, cara penyimpanan agar kerusakan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.






BAB 2
PEMBAHASAN

.     PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA
Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia selain memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan di atas juga perlu diperhatikan factor lain, yaitu:
a.       Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran.
b.      Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas , beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:
  1.      Bahan beracun
Banyak bahan-bahan kimia yang beracun. Yang paling keras dan sering dijumpai di laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas.
Syarat penyimpanan:
·         ruangan dingin dan berventilasi
·         jauh dari bahaya kebakaran
·         dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
·         kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan
·         disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

  2.      Bahan korosif
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:
·         ruangan dingin dan berventilasi
·          wadah tertutup dan beretiket
·         dipisahkan dari zat-zat beracun.
  3.      Bahan mudah terbakar
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena udara, kena benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
Ø  Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfida (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).
Ø  Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).
Ø  Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.

Syarat penyimpanan:
·         temperatur dingin dan berventilasi
·         jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
·         tersedia alat pemadam kebakaran

  4.      Bahan mudah meledak
Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT.
Syarat penyimpanan:
·         ruangan dingin dan berventilasi
·         jauhkan dari panas dan api
·         hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang dapat meledak dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya. Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:
Ø  natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
Ø  ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
Ø  kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
Ø  nitrat dengan eter
Ø  peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
Ø  klorat dengan asam sulfat
Ø  asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
Ø  halogen dengan amoniak
Ø  merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)
Ø  Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

  5.      Bahan Oksidator
Contoh: perklorat, permanganat, peroksida organic
Syarat penyimpanan:
·         temperatur ruangan dingin dan berventilasi
·         jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
·         jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

  6.      Bahan reaktif terhadap air
Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat penyimpanan:
·         temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
·         jauh dari sumber nyala api atau panas
·         bangunan kedap air
·         disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

  7.      Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
·         ruangan dingin dan berventilasi
·         jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
·         ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen
·         disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja.

  8.      Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
·         disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
·         ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
·         jauh dari api dan panas
·         jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan.


PANDUAN PENYIMPANAN SECARA UMUM
Penyimpanan Bahan Kimia
Berikut panduan umum ini saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:
1.      Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
2.      Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
3.      Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.
4.      Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.
5.      Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
6.      Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7.      Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.
8.      Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.
9.      Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.
10.  Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.
11.  Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.
12.  Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.
13.  Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Lihat Gambar di bawah ini untuk mendapatkan gambaran metode pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.
14.  Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
15.  Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun

Wadah dan Peralatan
Berikutpanduan khusus tentang wadah dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia.
1.      Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah pengaman (overpack), untuk menampung bahan jika wadah utama pecah atau bocor.
2.      Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan, kebocoran, tetesan, atau cucuran. Wadah polipropilena sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan.
3.      Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia untuk menyimpan bahan berbahaya.
4.      Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang korosif, mudah terbakar, atau beracun.

Penyimpanan Dingin
Penyimpanan bahan kimia, biologis dan radioaktif yang aman di dalam lemari es, ruangan yang dingin, atau freezer memerlukan pelabelan dan penataan yang baik. Berikut panduan penyimpanan dingin :
1.      Gunakan lemari penyimpanan bahan kimia hanyauntuk menyimpan bahan kimia. Gunakan pita dan penanda tahan air untuk memberi label lemari es dan freezer laboratorium. Lihat Tanda pada Toolkit yang disertakan untuk mengetahui contoh label penyimpanan dingin.
2.      Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut disetujui. Jika penyimpanan dalam lemari es diperlukan di dalam ruang penyimpanan bahan yang mudah terbakar, pilih lemari es tahan-ledakan. Jangan menyimpan oksidator atau bahan yang sangat reaktif dalam unit yang sama dengan bahan yang mudah terbakar.
3.      Semua wadah harus tertutup dan stabil. Perangkat pengaman sekunder, seperti baki plastik, penting untuk labu laboratorium kimia dan disarankan untuk semua wadah.
4.      Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi bahayanya.
5.      Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada rak dan tempelkan skema penataan di luar unit.
6.      Setiap tahun, kaji semua isi dari masing-masing unit penyimpanan dingin. Buang semua bahan tidak berlabel, tidak diketahui, atau tidak diinginkan, termasuk bahan yang dimiliki oleh pegawai yang telah meninggalkan laboratorium.


Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala
Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia dalam jumlah terbatas. Jumlah yang diperbolehkan tergantung padasejumlah faktor, termasuk:
a.       konstruksi laboratorium;
b.      jumlah zona api dalam gedung;
c.       tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi;
d.      sistem pelindungan api yang dibangun dalam laboratorium;
e.       adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan; dan jenis laboratorium (yaitu, pendidikan atau penelitian dan pengembangan).

Berikut panduan untuk menyimpan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala:
1.      Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
2.      Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yang disetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan cairan yang mudah terbakar yang berjumlah lebih dari 1 L dalam kaleng keselamatan.
3.      Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
4.      Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat, seperti asam nitrat atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida.
5.      Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan. Ingat bahwa banyak uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan udara dan dapat menuju ke sumber penyulutan.

Penyimpanan Zat Reaktif
Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, atau lokal untuk menentukan jumlah maksimal bahan kimia yang sangat reaktif yang dapat disimpan di dalam laboratorium. Berikut panduan umum saat menyimpan zat yang sangat reaktif.
1.      Pertimbangkan persyaratan penyimpanan setiap bahan kimia yang sangat reaktif sebelum membawanya ke dalam laboratorium.
2.      Baca MSDS atau literatur lainnya dalam mengambil keputusan tentang penyimpanan bahan kimia yang sangat reaktif.
3.      Bawa bahan sejumlah yang diperlukan ke dalam laboratorium untuk tujuan jangka pendek (hingga persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).
4.      Pastikan memberi label, tanggal, dan mencatat dalam inventaris semua bahan yang sangat reaktif segera setelah bahan diterima. Lihat Tanda pada Toolkit yang disertakan untuk mengetahui contoh label untuk zat yang sangat reaktif.
5.      Jangan membuka wadah bahan yang sangat reaktif yang telah melebihi tanggal kedaluwarsanya. Hubungi koordinator limbah berbahaya di lembaga Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
6.      Jangan membuka peroksida organik cair atau pembentuk peroksida jika ada kristal atau endapan. Hubungi CSSO Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
7.      Untuk masing-masing bahan kimia yang sangat reaktif, tentukan tanggal pengkajian untuk mengevaluasi kembali kebutuhan dan kondisi dan untuk membuang (atau mendaur ulang) bahan yang terurai dari waktu ke waktu.
8.      Pisahkan bahan berikut:
*      agen pengoksidasi dengan agen pereduksi dan bahan mudah terbakar;
*      bahan reduksi kuat dengan substrat yang mudah direduksi;
*      senyawa piroforik dengan bahan yang mudah terbakar; dan
*      asam perklorik dengan bahan reduksi.
9.      Simpan cairan yang sangat reaktif di baki yang cukup besar untuk menampung isi botol.
10.  Simpan botol asam perklorik dalam baki kaca atau keramik.
11.  Jauhkan bahan yang dapat diubah menjadi peroksida dari panas dan cahaya.
12.  Simpan bahan yang bereaksi aktif dengan air sejauh mungkin dari kemungkinan kontak dengan air.
13.  Simpan bahan yang tidak stabil karena panas dalam lemari es. Gunakan lemari es dengan fi tur keselamatan ini:
*      semua kontrol yang menghasilkan percikan di bagian luar;
*      pintu terkunci magnetik;
*      alarm yang memperingatkan jika suhu terlalu tinggi; dan
*      suplai daya cadangan.
14.  Simpan peroksida organik cair pada suhu terendah yang mungkin sesuai dengan daya larut atau titik beku. Peroksida cair sangat sensitif selama perubahan fase. Ikuti panduan pabrik untuk penyimpanan bahan yang sangat berbahaya ini.
15.  Lakukan inspeksi dan uji bahan kimia pembentuk peroksida secara periodik dan beri bahan label akuisisi dan tanggal kedaluwarsa. Buang bahan kimia yang kedaluwarsa.
16.  Simpan bahan yang sangat sensitif atau simpan lebih banyak bahan eksplosif dalam kotak anti ledakan.
17.  Batasi akses ke fasilitas penyimpanan.

Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun
Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.
1.      Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan anti pecah.
2.      Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
3.      Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan yang sesuai.
4.       Batasi akses ke area penyimpanan.
5.      Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang sangat beracun























BAB 3
PENUTUP
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di laboratorium seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan kimia tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman. Memang bukan hanya faktor bahan kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman, factor lain seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja dengan baik keadaan akan menjadi lebih tidak aman. Pengetahuan tentang kegunaan alat, perawatan dan pemeliharaan alat juga penting untuk menjaga keawetan alat.





















DAFTAR PUSTAKA


Yuan Ivani Rumengan


Komentar

Postingan Populer